Jumat, 26 Mei 2017

"Iskandar" Orang-orang teristimewa di mata TUHAN (ALLAH) di mana Insan berhati EMAS

Namanya Iskandar, ia lahir di Mensere, 5 Januari 1974. Ibunya bernama Jaininah dan bapaknya bernama Pawadi (alm). Alhmdulilah ia beragama Islam dengan alamat di Mensere Rt. 10 dan Rw. 05 Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.


Iskandar adalah seorang laki-laki tulen dan sejati, namun hingga saat ini ia masih belum menemukan jodohnya. “Mungkin jodohnya telah mati atau belum lahir” ucapnya jika ditanya tentang soal pendamping hidup. Pendidikan yang ditempuhnya hanyalah Sekolah Dasar Negeri di Mensere Kecamatan Tebas. Pekerjaannya saat ini adalah memjahit, karena kemahirannya dibidang menjahit.

Kemahiran menjahit yang didapatnya itu dari pelatihan di Cengkareng Jakarta Barat lewat LBK (Loka Bina Karya) Bekut Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas pada tahun 2003, yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sambas dan Pusat. Kegiatan pelatihan saat itu diketuai oleh Bapak Slamet dari Dinas Sosial Kabupaten Sambas. Iskandar menekuni menjahitnya pada tahun 1993. 
Jenis cacat yang diderita oleh Iskandar ini adalah pada bagian kaki, ia mendapat cacat diusia 3 tahun terkena demam panas atau polio. Ketika terkena demam panas atau polio Iskandar tidak dibawa ke rumah sakit atau ke puskesmas, karena mereka tidak mempunyai biaya, akhirnya mereka memutuskan berobat ke dukun atau paranormal di kampungnya serta di desa tetangga. Jika ia ingin ke sana dan ke mari melayani pelanggannya (maaf) hanya dengan ngesot atau dengan merangkak, karena kakinya kecil dan tidak bisa berdiri, begitu juga dengan kegiatannya di rumah. Apabila berjalan ke sana atau ke mari semuanya dengan merangkak. Hanya tangannyalah yang diberinya alas (sendal atau sepatu). Dengan melihat keadaan seperti itu, apakah tidak terketuk hati kita untuk membantu mereka?    

Saat ini Iskandar membuka kios jahit yang bernama “Bank The Mu” di pinggir jalan raya Mensere dengan semi permanen 2 x 3, rencananya kios itu akan diperbesarnya. Namun pada saat ini ia tidak mempunyai uang yang banyak. Sedangkan untuk membuat kios dengan ukuran 2 x 3 semi permanen saja ia menabung sedikit demi sedikit dan bertahun-tahun, serta juga mendapatkan bantuan alakadarnya dari Bapak Slamet yang berhati “emas”.
Pada kios jahitnya masih kekurangan beberapa mesin, diantaranya mesin obras, mesin neci, mesin bordir, mesin jahit modern listrik, dan kursi roda buat dirinya. Karena kursi roda miliknya sudah lama sekali rusak itupun bantuan dari Dinas Sosial Pusat pada tahun 2003 waktu ia ke Cingkareng.

Apa yang dilakukan Iskandar selama ini adalah untuk meneruskan kehidupan yang lebih baik, serta untuk menghidupi dirinya serta ibunda tercintanya. Iskandar berusaha dengan giat untuk terus mengais rezeki sedikit-demi sedikit. Dengan hasil tabungannya, ia sisihkan untuk membesarkan kiosnya dengan ukuran 7 x 5 meter.

  Iskandar (Bang De) berharap agar kehidupannya dikemudian hari akan lebih baik dari sekarang ini, kios kecil akan menjadi kios atau toko yang besar dan ia bisa menjadi BOS dengan mempunyai beberapa karyawan. Karena di kiosnya ini banyak sekali orang-orang yang menjahit serta memotong serta mempermak pakaian dan kursus. Iskandar juga berharap ada orang-orang yang berhati emas untuk membantunya keluar dari keadaan yang dialaminya. Iskandar juga berharap kepada pemerintah, baik Pemerintah Daerah (Pemda) atau Pemerintah Pusat untuk memperhatikan nasibnya dan teman-temannya, agar pemerintah dapat memberikan bantuan kepada mereka untuk mengembangkan usaha yang telah mereka rintis dengan titik peluh mereka sendiri. Hanya keringat darah dan tetes air mata darah saja, yang belum mereka teteskan ke muka bumi ini. 

Dengan ini, saya berbagi kepada pemirsa online yang berhati emas untuk meringankan beban Iskandar untuk membantunya apa saja yang penting bisa digunakan.

Jika Bapak/Ibu, Saudara (i), yang ingin menyumbangkan sedikit hartanya, dukung saya, bantu saya untuk membantu mereka. Saya akan menyalurkannnya harta Bapak/Ibu, Saudara (i) kepada yang membutuhkannya.

Bapak/Ibu, Saudara (i), boleh percaya boleh juga tidak, ini dunia maya,,, banyak sekali penipuan lewat online (internet). Akan tetapi saya siap mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan (Allah Subhanahu Wata’ala) dan kepada Bapak/Ibu sekalian.

Kini saya mengetuk hati Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian, tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya kepada saya dengan No Rekening 3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit Singkawang Kota. Dan jika anda ingin melihat anggota berikutnyanya bisa mengakses di “Orang-orang teristimewa di mata TUHAN (ALLAH) di mana Insan berhati EMAS: Anto, Hasan DK, Indah, dan Nur Samsi”

Andaikan kita tahu, bahwa susungguhnya orang-orang cacat (disebilitas) itu mulia di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah dalam QS. Abasa: 1-16. Manusia dipandang oleh Allah hanyalah iman dan taqwanya.

Ingat Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian, sekali lagi tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya ke No Rekening 3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit Singkawang Kota. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada saya, saya hanya dapat mendo’akan semoga amal ibadah Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian diterima dan dibalas oleh Tuhan (Allah SWT) sesuai dengan apa yang telah dikeluarkan.

Dan jika para pemirsa sudah mentranfer uang atau apa saja ke alamat saya, maka tolonglah diinfokan kepada saya. Terima kasih...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar