Namanya Slamet, ia lahir di Singkawang, 1 Januari 1961.
Ibunya bernama Paimahdan bapaknya bernama Rajiman seorang pensiunan Dinas
Pendidikan Kabupaten Sambas. Alhmdulilah ia beragama Islam dengan alamat di
Desa Pusaka Dusun Putting Rt. 2 dan Rw. 3 Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.
Pak Slamet mempunyai dua orang
anak laki-laki (Ridho dan Ridha) dan satu orang perempuan bernama Echa serta
seorang istri yang bernama Yusi Nurbaya bukan “Siti Nurbaya”. Pak Slamet adalah seorang Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Dinas Sosnakertran Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Pak Slamet
bekerja di Dinas Sosnakertran Kabupaten Sambas sejak tahun 2000, ia diberi
tugas untuk membina penyandang cacat yang ada di Kabupaten Sambas. Ketika
menjadi pegawai Dinas Sosnakertran Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, Pak
Slamet hanya berpendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas).
Selama bekerja mengurusi
orang-orang istimewa baginya sangat menyenangkan karena dapat bergaul dengan
orang-orang yang diistimewakan Tuhan. Beliau mengatakan “banyak susahnya dalam
mengurusi anak-anak istimewa tersebut karena mereka susah untuk beradaftasi
dengan orang-orang normal. Karena anak-anak istimewa itu kurang pede (pd) dan spritnya lemah”. Setiap hari pak Slamet selalu memberikan motivasi
kepada para penyandang disebilitas agar mereka lebih percaya diri dan bisa
bergaul dengan masyarakat luas.
Di dalam kepengurusan PPCI
(Persatuan Penyandang Cacat Indonesia), jabatan Pak Slamet adalah wakil ketua,
sedangkan ketuanya adalah Nur Asikin dari Kecamatan Selakau. Pak Slamet juga
menjadi wakil ketua pada organisasi NPC (National
Paralimpic Comite) Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, meskipun beliau tidak
cacat diperbolehkan untuk mendampingi orang-orang yang cacat. Jika tidak ada
beliau siapa lagi yang peduli dengan orang-orang yang sangat istimewa tersebut
di mata Tuhan yang Maha Esa.
Berdasarkan data yang
diperoleh oleh Pak Slamet dari penyandang cacat yang tersebar di Kabupaten Sambas
pada setiap kecamatan, penyandang cacat di Kabupaten Sambas sebanyak 1.500
orang, dengan jenis kecacatan yang berbeda-beda (belum diklasifikasikan).
Menurut beliau mungkin masih banyak lagi yang belum terdata dikarenakan
beberapa faktor, diantaranya:
1. Dana.
2. Tenaga kurang. (karena dana).
3. Domisili penyandang cacat jauh
dipelosok-pelosok desa.
4. Pendataan dari bawah (desa) kurang dan
tidak ada.
5. Kurang respon dari pemerintah desa.
6. Kurang kepedulian dari masyarakat
setempat.
Apa yang dilakukan oleh Pak Slamet
selama ini tiada lain adalah untuk membantu kawan-kawan yang tidak bernasib
baik, yang tidak beruntung dengan lahir yang tidak sempurna atau mengalami
cacat setelah lahir atau kecelakaan dalam bekerja. Pengabdiannya kepada
orang-orang cacat semoga mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu Wataala
Pak Slamet berharap kepada para penyandang
disebilitas agar kehidupan mereka dikemudian hari akan lebih baik dari sekarang
ini. Mereka yang sudah mempunyai kios kecil, atau toko mungil, semoga akan menjadi
kios atau toko yang besar dan bisa menjadi BOS dengan mempunyai beberapa
karyawan.
Pak Slamet juga berharap ada
orang-orang yang berhati emas untuk membantunya para penyandang cacat yang ada
di Kabupaten Sambas dan yang ada di dunia. Pak Slamet juga berharap kepada
pemerintah, baik Pemerintah Daerah (Pemda) atau Pemerintah Pusat untuk
memperhatikan nasib anak asuhnya (penyandang cacat) yang sudah seperti teman-teman
atau saudaranya. Agar pemerintah dapat memberikan bantuan kepada mereka untuk
mengembangkan usaha yang telah mereka rintis dengan titik peluh mereka sendiri.
Menurut Pak Slamet “hanya keringat darah dan tetes air mata darah saja, yang
belum mereka teteskan ke muka bumi ini, dalam mengharungi hidup dengan cacian
dan hinaan orang-orang yang sempurna”.
Dengan ini, saya berbagi
kepada pemirsa online yang berhati
emas untuk meringankan beban para penyandang cacat (PPDI) untuk membantunya apa
saja yang penting bisa digunakan.
Jika Bapak/Ibu, Saudara (i),
yang ingin menyumbangkan sedikit hartanya, dukung saya, dukung kami, bantu saya
(kami) untuk membantu mereka. Saya akan menyalurkannnya harta Bapak/Ibu,
Saudara (i) kepada yang membutuhkannya.
Bapak/Ibu, Saudara (i), boleh
percaya boleh juga tidak, ini dunia maya,,, banyak sekali penipuan lewat online (internet). Akan tetapi saya siap
mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan (Allah Subhanahu Wata’ala) dan
kepada Bapak/Ibu sekalian.
Kini saya mengetuk hati
Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian, tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya
kepada saya dengan No Rekening 3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit
Singkawang Kota. Dan jika anda ingin melihat anggota berikutnyanya bisa
mengakses di “Orang-orang teristimewa di mata TUHAN (ALLAH) di mana Insan
berhati EMAS: Iskandar, Anto, Hasan DK, dan Indah,”
Andaikan kita tahu, bahwa
susungguhnya orang-orang cacat (disebilitas) itu mulia di hadapan Allah,
sebagaimana firman Allah dalam QS. Abasa: 1-16. Manusia dipandang oleh Allah
hanyalah iman dan taqwanya.
Ingat Bapak/Ibu, Saudara (i)
sekalian, sekali lagi tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya ke No Rekening
3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit Singkawang Kota. Sebelum dan
sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada saya,
saya hanya dapat mendo’akan semoga amal ibadah Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian
diterima dan dibalas oleh Tuhan (Allah SWT) sesuai dengan apa yang telah
dikeluarkan.
Dan jika para pemirsa sudah
mentranfer uang atau apa saja ke alamat saya, maka tolonglah diinfokan kepada
saya di bawah ini. Terima kasih...