Minggu, 26 Mei 2013

"Nur Samsi" Orang-orang teristimewa di mata TUHAN (ALLAH) di mana Insan berhati EMAS

Namanya Nur Samsi, ia lahir di Pemangkat, 10 Desember 1978. Ibunya bernama Nilda dan bapaknya bernama Rusdi A. Rahman (mantan Kepala Desa Pusaka). Alhmdulilah ia beragama Islam dengan alamat di Desa Pusaka Dusun Putting Rt. 2 dan Rw. 3 Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.


Nur Samsi adalah seorang laki-laki tulen dan sejati, karena saat ini ia sudah mendapatkan jodoh dengan mempersunting gadis dari negeri seberang (Jawa). Istrinya bernama Rumilah yang berasal dari Jawa Barat. Nur Samsi menemukan jodohnya ketika ia ikut pelatihan di Cengkareng Jakarta Barat tahun 2007. Hasil dari perkawinannya dengan Rumilah, sekarang ini Nur Samsi mendapatkan dua orang anak. Anak yang pertama adalah perempuan bernama Gita, duduk dibangku sekolah dasar kelas 4, sedangkan anak keduanya bernama Erza baru 4 tahun sekolah di PAUD Mawar di depan rumahnya.

Pendidikan yang ditempuh oleh Nur Samsi adalah SMA. Ia sekolah di salah satu SMA Negeri yang ada di Kecamatan Tebas yaitu SMA Negeri 1 Tebas pada tahun 1996. Pekerjaan Nur Samsi saat ini adalah menjaga toko milik orang tuanya (pada awalnya), kemudian toko tersebut dilimpahkan sepenuhnya kepada Nur Samsi. Ia juga memberikan jasa kepada masyarakat yang ingin membayar listrik lewat online “pembayaran listrik online”.

Kemahiran yang didapat oleh Nur Samsi adalah elektronik, kemahiran elektronik yang didapatnya itu dari pelatihan di LBK (Loka Bina Karya) Bekut Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas pada tahun 2007, yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kabupaten Sambas. Masih pada tahun 2007 Nur Samsi dikirim ke Cengkareng Jakarta Barat untuk memperdalam ilmu elektroniknya agar bisa diaplikasikan dalam kehidupnnya sehari-hari dan dapat menjadikannya sebuah penghasilan yang memadai.

Jenis cacat yang diderita oleh Nur Samsi ini adalah pada bagian kaki, ia mendapat cacat diusia 2 tahun terkena demam panas atau polio. Ketika terkena demam panas atau polio Nur Samsi dibawa ke rumah sakit atau ke puskesmas. Namun mungkin karena sudah nasib, Nur Samsi tetap saja mengalami cacat polio hingga sekarang. Jika ia ingin ke sana dan ke mari melayani pelanggannya (maaf) hanya dengan ngesot, karena kakinya kecil dan tidak bisa berdiri, begitu juga dengan kegiatannya di rumah.     
Saat ini Nur Samsi membuka kios kecil-kecilan di depan rumahnya di pinggir sungai dan jalan raya desa Pusaka dengan semi permanen 3 x 4, rencananya kios itu akan diperbesarnya. Namun pada saat ini ia tidak mempunyai uang yang banyak. Sedangkan untuk membuat kios atau warung dengan ukuran 3 x 4 semi permanen saja ia menabung sedikit demi sedikit dan bertahun-tahun, serta juga mendapatkan bantuan dari kedua orang tuan serta abang dan kakaknya.  


Apa yang dilakukan Nur Samsi selama ini adalah untuk meneruskan kehidupan yang lebih baik, serta untuk menghidupi dirinya, istri serta kedua anak-anaknya yang masih kecil dan masih sekolah. Nur Samsi berusaha dengan giat dan tekun tanpa mengenal putus asa untuk terus mencari rezeki sedikit-demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Uang yang sedikit-demi sedikit itu ia tabung, dan dengan hasil tabungannya itu, ia sisihkan untuk membesarkan kiosnya dengan ukuran 6 x 5 meter.

  Nur Samsi berharap agar kehidupannya dikemudian hari akan lebih baik dari sekarang ini, kios kecil akan menjadi kios atau toko yang besar dan ia bisa menjadi BOS dengan mempunyai beberapa karyawan. Karena di kiosnya ini banyak sekali orang-orang yang belanja, dan anak-anak yang jajan.

Nur Samsi juga berharap ada orang-orang yang berhati emas untuk membantunya keluar dari keadaan yang dialaminya sekarang. Nur Samsi juga berharap kepada pemerintah, baik Pemerintah Daerah (Pemda) atau Pemerintah Pusat untuk memperhatikan nasibnya dan teman-temannya, agar pemerintah dapat memberikan bantuan kepada mereka untuk mengembangkan usaha yang telah mereka rintis dengan titik peluh mereka sendiri. Hanya keringat darah dan tetes air mata darah saja, yang belum mereka teteskan ke muka bumi ini. 

Dengan ini, saya berbagi kepada pemirsa online yang berhati emas untuk meringankan beban Nur Samsi untuk membantunya apa saja yang penting bisa digunakan.

Jika Bapak/Ibu, Saudara (i), yang ingin menyumbangkan sedikit hartanya, dukung saya, bantu saya untuk membantu mereka. Saya akan menyalurkannnya harta Bapak/Ibu, Saudara (i) kepada yang membutuhkannya.

Bapak/Ibu, Saudara (i), boleh percaya boleh juga tidak, ini dunia maya,,, banyak sekali penipuan lewat online (internet). Akan tetapi saya siap mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan (Allah Subhanahu Wata’ala) dan kepada Bapak/Ibu sekalian.

Kini saya mengetuk hati Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian, tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya kepada saya dengan No Rekening 3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit Singkawang Kota. Dan jika anda ingin melihat anggota berikutnyanya bisa mengakses di “Orang-orang teristimewa di mata TUHAN (ALLAH) di mana Insan berhati EMAS: Iskandar, Anto, Hasan DK, dan Indah,”

Andaikan kita tahu, bahwa susungguhnya orang-orang cacat (disebilitas) itu mulia di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah dalam QS. Abasa: 1-16. Manusia dipandang oleh Allah hanyalah iman dan taqwanya.

Ingat Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian, sekali lagi tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya ke No Rekening 3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit Singkawang Kota. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada saya, saya hanya dapat mendo’akan semoga amal ibadah Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian diterima dan dibalas oleh Tuhan (Allah SWT) sesuai dengan apa yang telah dikeluarkan.

Dan jika para pemirsa sudah mentranfer uang atau apa saja ke alamat saya, maka tolonglah diinfokan kepada saya. Terima kasih...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar