Rabu, 26 Juni 2013

“Slamet” Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI)


Namanya Slamet, ia lahir di Singkawang, 1 Januari 1961. Ibunya bernama Paimahdan bapaknya bernama Rajiman seorang pensiunan Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas. Alhmdulilah ia beragama Islam dengan alamat di Desa Pusaka Dusun Putting Rt. 2 dan Rw. 3 Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.

Pak Slamet mempunyai dua orang anak laki-laki (Ridho dan Ridha) dan satu orang perempuan bernama Echa serta seorang istri yang bernama Yusi Nurbaya bukan “Siti Nurbaya”.  Pak Slamet adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Sosnakertran Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Pak Slamet bekerja di Dinas Sosnakertran Kabupaten Sambas sejak tahun 2000, ia diberi tugas untuk membina penyandang cacat yang ada di Kabupaten Sambas. Ketika menjadi pegawai Dinas Sosnakertran Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, Pak Slamet hanya berpendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas).

Selama bekerja mengurusi orang-orang istimewa baginya sangat menyenangkan karena dapat bergaul dengan orang-orang yang diistimewakan Tuhan. Beliau mengatakan “banyak susahnya dalam mengurusi anak-anak istimewa tersebut karena mereka susah untuk beradaftasi dengan orang-orang normal. Karena anak-anak istimewa itu kurang pede (pd) dan spritnya lemah”. Setiap hari pak Slamet selalu memberikan motivasi kepada para penyandang disebilitas agar mereka lebih percaya diri dan bisa bergaul dengan masyarakat luas.

Di dalam kepengurusan PPCI (Persatuan Penyandang Cacat Indonesia), jabatan Pak Slamet adalah wakil ketua, sedangkan ketuanya adalah Nur Asikin dari Kecamatan Selakau. Pak Slamet juga menjadi wakil ketua pada organisasi NPC (National Paralimpic Comite) Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, meskipun beliau tidak cacat diperbolehkan untuk mendampingi orang-orang yang cacat. Jika tidak ada beliau siapa lagi yang peduli dengan orang-orang yang sangat istimewa tersebut di mata Tuhan yang Maha Esa.

Berdasarkan data yang diperoleh oleh Pak Slamet dari penyandang cacat yang tersebar di Kabupaten Sambas pada setiap kecamatan, penyandang cacat di Kabupaten Sambas sebanyak 1.500 orang, dengan jenis kecacatan yang berbeda-beda (belum diklasifikasikan). Menurut beliau mungkin masih banyak lagi yang belum terdata dikarenakan beberapa faktor, diantaranya:

1.      Dana.
2.      Tenaga kurang. (karena dana).
3.      Domisili penyandang cacat jauh dipelosok-pelosok desa.
4.      Pendataan dari bawah (desa) kurang dan tidak ada.
5.      Kurang respon dari pemerintah desa.
6.      Kurang kepedulian dari masyarakat setempat.

Apa yang dilakukan oleh Pak Slamet selama ini tiada lain adalah untuk membantu kawan-kawan yang tidak bernasib baik, yang tidak beruntung dengan lahir yang tidak sempurna atau mengalami cacat setelah lahir atau kecelakaan dalam bekerja. Pengabdiannya kepada orang-orang cacat semoga mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu Wataala

  Pak Slamet berharap kepada para penyandang disebilitas agar kehidupan mereka dikemudian hari akan lebih baik dari sekarang ini. Mereka yang sudah mempunyai kios kecil, atau toko mungil, semoga akan menjadi kios atau toko yang besar dan bisa menjadi BOS dengan mempunyai beberapa karyawan.

Pak Slamet juga berharap ada orang-orang yang berhati emas untuk membantunya para penyandang cacat yang ada di Kabupaten Sambas dan yang ada di dunia. Pak Slamet juga berharap kepada pemerintah, baik Pemerintah Daerah (Pemda) atau Pemerintah Pusat untuk memperhatikan nasib anak asuhnya (penyandang cacat) yang sudah seperti teman-teman atau saudaranya. Agar pemerintah dapat memberikan bantuan kepada mereka untuk mengembangkan usaha yang telah mereka rintis dengan titik peluh mereka sendiri. Menurut Pak Slamet “hanya keringat darah dan tetes air mata darah saja, yang belum mereka teteskan ke muka bumi ini, dalam mengharungi hidup dengan cacian dan hinaan orang-orang yang sempurna”. 

Dengan ini, saya berbagi kepada pemirsa online yang berhati emas untuk meringankan beban para penyandang cacat (PPDI) untuk membantunya apa saja yang penting bisa digunakan.

Jika Bapak/Ibu, Saudara (i), yang ingin menyumbangkan sedikit hartanya, dukung saya, dukung kami, bantu saya (kami) untuk membantu mereka. Saya akan menyalurkannnya harta Bapak/Ibu, Saudara (i) kepada yang membutuhkannya.

Bapak/Ibu, Saudara (i), boleh percaya boleh juga tidak, ini dunia maya,,, banyak sekali penipuan lewat online (internet). Akan tetapi saya siap mempertanggung jawabkannya di hadapan Tuhan (Allah Subhanahu Wata’ala) dan kepada Bapak/Ibu sekalian.

Kini saya mengetuk hati Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian, tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya kepada saya dengan No Rekening 3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit Singkawang Kota. Dan jika anda ingin melihat anggota berikutnyanya bisa mengakses di “Orang-orang teristimewa di mata TUHAN (ALLAH) di mana Insan berhati EMAS: Iskandar, Anto, Hasan DK, dan Indah,”

Andaikan kita tahu, bahwa susungguhnya orang-orang cacat (disebilitas) itu mulia di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah dalam QS. Abasa: 1-16. Manusia dipandang oleh Allah hanyalah iman dan taqwanya.

Ingat Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian, sekali lagi tolong kirimkan uang seikhlas dan seadanya ke No Rekening 3478-01-027191-53-3 atas nama Sugianto, BRI Unit Singkawang Kota. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada saya, saya hanya dapat mendo’akan semoga amal ibadah Bapak/Ibu, Saudara (i) sekalian diterima dan dibalas oleh Tuhan (Allah SWT) sesuai dengan apa yang telah dikeluarkan.

Dan jika para pemirsa sudah mentranfer uang atau apa saja ke alamat saya, maka tolonglah diinfokan kepada saya di bawah ini. Terima kasih...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar